Mengenal Serba-Serbi Desain Grafis

Awalnya, desain grafis digunakan untuk kepentingan informasi dan estetika pada beragam media statis seperti brosur, buku, majalah, pamflet, dan sebagainya. Bidang kreatif ini mulai berkembang di sekitar era 1950-1960-an.

Namun sesuai perkembangan informasi dan teknologi, desain grafis pun turut berkembang. Kemunculan media elektronik visual beberapa tahun kemudian juga memengaruhi perluasan batas desain grafis. Komunikasi visual pun menjadi lebih interaktif dan kreatif. Kini, kita lebih sering menyebutnya dengan istilah desain multimedia.

Memahami Definisi Desain Grafis

Frasa desain grafis merupakan kombinasi dari dua buah kata, yakni desain dan grafis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desain berarti kerangka bentuk atau rancangan. Sementara itu, kata grafis memiliki definisi bersifat huruf atau dalam wujud titik-titik, garis-garis, atau bidang-bidang yang secara visual dapat menjelaskan hubungan yang ingin disajikan secara terbaik.

Berdasarkan definisi di atas, Anda tentu dapat menyimpulkan makna desain grafis. Desain grafis merupakan suatu kegiatan untuk merancang kombinasi yang kompleks antara angka, gambar, grafik, dan kata-kata untuk menghasilkan sebuah informasi yang dapat dipahami. Adapun ilmu desain grafis sendiri mencakup seni tata letak, interaksi, visual, dan tipografi.

Kilas Balik Perkembangan Desain Grafis

Desain grafis memang bukan hal yang baru. Akan tetapi, usia desain grafis boleh jadi lebih lama dari yang Anda bayangkan. Seni dan metode komunikasi yang tak hanya melibatkan gambar ini sudah ada sejak zaman primitif.

Jauh sebelum manusia mengenal aksara, komunikasi dilakukan melalui gambar. Bukti ini didapatkan pada gua-gua peninggalan zaman purba. Mengenai kapan pastinya manusia mulai melakukan komunikasi dengan cara ini, belum ada temuan yang berhasil menguaknya.

Beberapa menyebutkan bahwa desain grafis mulai berkembang pesat seiring dengan perkembangan mesin cetak. Di tahun 1447, seorang pandai logam berkebangsaan Jerman, Johannes Gutenberg, menciptakan mesin cetak. Terobosan ini menjadi bagian fundamental pada masa kebangkitan kembali Eropa yang sempat terpuruk. Penemuan mesin cetak ini menjadi solusi penyebaran informasi besar-besaran melalui produksi buku secara massal dengan biaya yang rendah.

Semakin tahun, profesi sebagai seorang desainer grafis semakin menjadi tren. Ditambah dengan kemunculan bisnis industri kreatif yang didukung teknologi digital, menjadi seorang desainer grafis kini memiliki peluang karir yang semakin cemerlang.

Munculnya buku-buku ini juga mendorong kebutuhan ilustrasi sebagai hiasan buku. Sederet nama seniman besar pun tercatat memberikan andil pada masa ini, termasuk di antaranya adalah Lucas Cranach, seniman Jerman beraliran Renaissance.

Hingga berabad-abad selanjutnya, komunikasi melalui grafis terus digunakan. Kini, nama Henry Cole menjadi sebuah nama lainnya yang tak bisa dilepaskan dari perkembangan desain grafis.

Sir Henry Cole sesungguhnya merupakan seorang pegawai negeri. Akan tetapi, jasanya terhadap berbagai invoasi di dunia pendidikan dan perdagangan Britania Raya sangat besar. Melalui jurnal bejudul ‘Journal of Design and Manufactures’, dia meyakinkan kepada pemerintah Inggris mengenai pentingnya desain.

Henry Cole terus melobi pemerintah untuk mendukung usahanya dalam memajukan standar desain indsutri. Di tahun 1847, dia menyelenggarakan Pameran Manufaktur Seni untuk kali pertama dengan bantuan dari Pangeran Albert. Pameran ini juga berlangsung pada dua tahun berikutnya dengan lebih besar.

Sepak terjang Cole berhasil hingga terselenggaranya The Great Exhibition pada tahun 1851. Pameran berskala internasional ini berlangsung cukup lama, mulai dari 1 Mei hingga 15 Oktober 1851. Tak hanya mendapatkan banyak apresiasi dari seluruh dunia, pameran ini juga memberi keuntungan secara finansial yang sangat besar.

Isitilah desain grafis sendiri baru muncul pertama kali pada tahun 1922. Seorang desainer buku berkebangsaan Amerika, William Addison Dwiggins, menggunakan frasa tersebut dalam esainya yang berjudul New Kind of Printing Calls. Lima tahun kemudian, buku Raffe’s Graphic Design dianggap sebagai buku pertama yang secara resmi menggunakan istilah ‘desain grafis’ pada judulnya.

Kini, desain grafis berkembang sangat luas. Selain kemajuan teknologi, tingkat konsumerisme juga menjadi pengaruh utama yang menjadikan desain grafis menjadi semakin besar. Hal ini pun mungkin tidak Anda sadari meski telah dilakukan berkali-kali. Ketika akan membeli sebuah barang yang sama—fungsi dan harga misalnya—Anda tentu akan memilih barang yang memiliki desain pembungkus lebih menarik, bukan?

Unsur-Unsur dalam Desain Grafis

Saat menggeluti desain grafis, kreatif saja tidak cukup. Untuk menghasilkan sebuah karya yang utuh, setiap desainer grafis harus memahami unsur-unsur berikut ini.

Garis

Dalam setiap desain, garis merupakan hal yang paling basis. Seperti yang diketahui, garis merupakan titik-titik yang saling terhubung. Wujud sebuah garis pun tidak harus berupa garis lurus. Anda juga bisa menggunakan garis lengkung, zigzag, hingga tidak beraturan sesuai yang dikehendaki.

Bentuk

Gabungan dari garis-garis yang Anda buat akan menghadirkan sebuah bentuk. Wujudnya bermacam-macam: lingkaran, persegi panjang, segi delapan, dan lain-lain selama memiliki panjang dan lebar (atau diameter).

Tekstur

Tekstur merupakan tampilan dari sebuah desain yang memiliki suatu bentuk atau corak tertentu pada permukaannya. Tanpa harus diraba dengan dengan tangan, kedua mata Anda dapat menyimpulkan bahwa gambar tersebut kasar, halus, atau yang lainnya.

Ruang (Jarak)

Setiap elemen yang ada pada desain grafis tentu memiliki jarak. Adapun yang dimaksud dengan elemen dapat berupa objek gambar maupun teks. Untuk mencapai keserasian, seorang desainer grafis harus bisa memberikan ruang yang proporsional.

Ukuran

Besar, kecil, panjang, pendek, tinggi, dan rendahnya setiap objek adalah hal yang tidak luput dari perhatian seorang desainer grafis. Sebuah desain grafis memerlukan satu fokus utama yang menjadi sentral atensi. Untuk menekankan keberadaan fokus ini, biasanya ukuran objek dibuat lebih besar.

Warna

Permainan warna dalam sebuah desain grafis memberi pengaruh yang sangat besar. Ketidakserasian warna akan lebih mudah dikenali oleh pengamat daripada bentuk. Perhatikan kesesuaian warna antara objek satu dan yang lainnya, serta permainan gelap dan terang dari warna-warna tersebut.

Aplikasi untuk Desain Grafis

Di era digital, desain grafis tidak perlu lagi dilakukan pada berlembar-lembar kertas. Beragam software untuk desain grafis banyak tersedia, baik untuk pemula maupun profesional seperti berikut ini.

  • Adobe Illustrator (berbayar)
  • Adobe Photoshop (berbayar)
  • Adobe Indesign (berbayar)
  • Google Sketchup (gratis)
  • LibreCAD (gratis)
  • Krita (gratis)
  • Dan lain-lain

Nah, itulah serba-serbi desain grafis secara umum yang perlu Anda tahu. Tentu saja, hal ini masih menjadi secuil informasi dari keseluruhan dunia desain grafis.

Semoga bermanfaat!

Previous

5 Tips Mudah Belajar Photoshop untuk Pemula

September 10, 2017
Next

Memahami Pengertian Desain Grafis dan Ruang Lingkupnya

September 10, 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.